Postingan

[Review Novel Yorick] Serba-Serbi Isi Novel Yorick

Gambar
Gambar: Galeri Pribadi Yorick, buku novel yang ditulis oleh Kirana Kejora menjadi pusat perhatian saat ini. Buku yang diterbitkan oleh PT.  Nevsky Prospekt Indonesia dengan ISBN: 978-602-528-830-2. Kepiawaian seorang penulis meracik sebuah kata sehingga menghasilkan sebuah karya dengan tebal buku 346 halaman. Ternyata di dalam buku setebal itu terselip sebuah 'mantra'. Iya, saya menyebut kata yang ada di dalamnya sebagai mantra. Saya akan jelaskan tapi nanti. Selain mantra, di dalam novel Yorick terdapat sebuah pelajaran kehidupan. Kisah yang sangat inspiratif. Gaya bahasanya mudah dipahami, meski di dalamnya, ada yang menggunakan bahasa luar dan bahasa daerah. Pembaca akan diajak berpetualang, menyelusuri beraneka ragam peristiwa yang akan dialaminya. Setelah membaca rasa penasaran akan muncul dan ingin melakukan suatu hal.  Jangan sampai buku Yorick hanya terpajang begitu saja tanpa memiliki dan membacanya karena itu membahayakan. Tiga Kata Mantra:

[Puisi] Virus

Gambar
Judul : Virus Oleh  : Ikha16                                                  Senja sor telah datang Awan gelap mulai terlihat Burung – Burung berterbang Daun, gugur terbawa oleh angin Pena ini mulai menari Rangkean kata telah tertuli ( Menjadi puisi yg romantic Mewakili hati yg menangis Meratapi cinta kisah yang sadis Cinta .... Cinta .... Cinta ... Cinta ini seperti virus Yang membuat hati ini terinveksi Hai kamu! Ya .... Kamu. Aku kecewa dengan dirimu Kau tidak bisa melihat cintaku Kenapa kamu menghianati diriku? Kau yg menyebabkan virus cinta ini Menyebar menjadi racun Lihat sekitarnya seakan tertawa riang gemira melihatku lara Andai bisa ku blokir waktu Takan ku biarkan mereka mentertawai diriku Kau adalah masa laluku Radar cintamu takan ku biarkan menjamur di dalam hatiku ini Aku akan melupakanmu kasih Cukup sampai disini saja kisah ku dengan dirimu Ke gagalan ini takpernah menyurutkan

Cerpen Hans

Tidak terima dikatakan 'maling' ia langsung pergi dengan amarahnya. Menyusuri setiap jalan dengan bercuap-cuap. Ia kecewa dengan ibunya sendiri. Sikapnya ibu yang hanya diam seolah-olah membenarkan apa yang terjadi. Iya, memang Hans anak nakal, tapi bukan maling. Kenakalannya hanya sering keluyuran hingga larut malam bahkan sampai pagi. Itupun sekedar duduk di pertigaan jalan bermain kartu tapi, bukan untuk judi. Hanya keisengan anak muda untuk berkumpul serta bermain menemani malam. Yang kalah dihukum dengan mengingkatkan karet di kepala. Serta bersenda gurau memecahkan hening malam. Relung hati sangat sakit, terus melangkah apa lagi mengingat kata 'sampah masyarakat', orang yang tidak berguna, pengangguran ulung sebagai julukan saat itu. Hatinya terus memekik, dunia sepertinya tidak adil, menghukum orang yang tidak salah. Terus saja lari hingga menampakkan  kakinya di ibu kota. Gemerlap ibu kota, telah mengantarkan dirinya menjadi bebas. Menghirup udara bebas,

Belajar tak mengenal usia

Gambar
Belajar Terus Selagi Bisa Belajar tak mengenal usia,  ya kalimat itu yang pas buat aku sendiri. Mencari ilmu bukan hanya di bangku sekolah saja. Kita bisa mengambil pelajaran dari lingkungan sekitar. Jangan beranggapan kalau usia tua itu tidak mampu menyerap ilmu. Orang yang lebih tua dari kita pasti mempunyai pengalaman yang lebih dari orang yang lebih muda. ETSS Ingat!  Perjalanan hidup seseorang itu berbeda-beda. Terkadang bayak juga ilmu yang dihasilkan orang muda lebih jauh hebatnya dari pada orang yang lebih tua. Jangan beranggapan siapa dia dan siapa aku. Pada intinya kita sama-sama belajar, haus akan ilmu. "Enggak ah,  Aku gak mau belajar, untuk apa?." Jangan beranggapan seperti itu, karena suatu saat kita membuntuhkannya. Jika ada kesempatan untuk belajar, maka gunakanlah sebaik mukin. Lohhh koo aku jadi....  Abaikan aja....  Mengingat waktu belasan tahun, rasanya ingin ketawa. Pergi ke warnet dengan keponakan, selisih usianya jauh banget, sepuluh tahun. T